MOVIES REVIEW: #1 LADY BIRD
Genre: Comedy, Drama | Directed By: Greta Gerwig
| Written By: Greta Gerwig
|
Lady Bird menceritakan seorang remaja yang bernama asli Christine
McPherson -lebih memilih dipanggil "Lady Bird", " its given to
me, by me" dia bersikeras - dan kisah pencarian jati dirinya
dilengkapi dengan ikatan hubungannya dengan ibunya. Bertempat di
Sacramento, Lady bird adalah remaja senior di Catholic high school. Ia tidak
menyukai kota tempat asalnya tersebut dan sudah menjadi mimpinya pergi dari
sana dan kuliah di NYC, tetapi ironis nya Sister Sarah Joan memberitahu dalam
college paper application milik Lady bird menyiratkan bahwa ia menyukai Sacramento. Ini
mengejutkan, baik untuk Lady Bird maupun viewer, yang sekarang menyadari
frustrasi Lady Bird dengan kota asalnya.
“I guess I pay attention,” she says, not wanting to be contrary.
“Don’t you think they’re the same thing?” the wise sister asks.
Gagasan bahwa perhatian adalah
bentuk cinta (dan sebaliknya) adalah wawasan yang indah, dan dalam banyak hal
ini adalah kunci untuk "Lady Bird," film baru yang indah, menakjubkan
dan brilian dari Greta Gerwig, penulis dan sutradara Lady bird. Fokus utama
dalam film ini adalah hubungan Lady bird yang ingin keluar dari “sarangnya”
exploring and taste new things with her loving mother, Marion seorang perawat
yang berpendirian tegas dan berkemauan keras yang bekerja tanpa lelah berusaha
untuk mencukupi keluarganya setelah suaminya kehilangan pekerjaan.
Film ini sangat emotionally
beautiful, well-made , ada sisi keras dan humoris. Hubungan kedua tokoh yang
sama – sama wanita keras kepala dan bertolak belakang diperankan dengan luar
biasa bagus dan terasa nyata. Lady bird adalah tipe orang yang bisa memberikan
hard time pada dirinya sendiri dan orang lain,- sulit dimengerti-, dan itu
membuat ibunya frustasi. Ia ingin memuaskan keinginan ibunya tapi itu adalah
hal yang sulit dilakukan baginya karna tampaknya standar yang sulit diubah. She
also wants to be true to her own desires and convictions, which is difficult
for one of the reasons. Ibunya ingin membantunya namun merasa apa yang
diberikan tidak akan pernah cukup bagi seorang lady bird. Meskipun begitu sebenarnya mereka saling
mencintai.
Lady Bird
(Saoirse Ronan) and Marion (Laurie Metclaf)
|
“I want you to be the very best version of yourself,” says her judgmental, habitually disappointed mother, Marion. “But what if this is the best version?” Lady Bird responds. It’s a sharp, sardonic line (one of many) and also an anguished existential question.
Ada saat – saat ketika ikatan
mereka sangat kuat seperti saat mereka menemukan dress di thrift shop. Dan tiba
– tiba ikatan tersebut kembali meredup saat lady bird sedang mencoba dress dan
mengobrol biasa dengan ibunya yang berakhiran dengan mereka bertengkar. Atau saat
di mobil ketika mereka sedang bertengkar dan tiba tiba lady bird melemparkan
dirinya sendiri ke jalanan.
Greta Gerwig berusaha untuk
adil dan sayang dengan tiap karakter disekitar lady bird. Contohnya seperti
sesaat Marion adalah monster tapi sebenarnya tidak, dan Lady bird juga tidak
selalu sempurna. Ayahnya yang selalu menjadi “Nice one” padahal sebenarnya ia
mengalami depresi, serta kakaknya yang berusaha mencari pekerjaan lebih baik
tapi selalu bersikap manis kepada pacarnya. kehidupan klasik remaja seperti
first boyfriend, fake friend, real best friend, dan lainnya juga dimasukkan
kedalam film ini diselipi dengan humor segar.
Film ini sangat sangat
direkomendasikan 10 out of 10. Lady bird akan membuat anda tertawa, sedih. Lady
Bird is an affecting look at the relationships that shape us, the beliefs that
define us, and the unmatched beauty of a place called home (rottentomatoes).
Sumber :
Komentar
Posting Komentar